Jumat, 16 Maret 2012

9 Tahun 5 Bulan 152 Hari


     Rabu, 16 Oktober 2002 seorang anak perempuan akan pergi meninggalkan kota kelahirannya yang menyimpan banyak kenangan manis, kecut, dan pahit. Tempat dimana dia sering berbagi bersama teman-temannya, tempat dimana dia bisa mengekspresikan dirinya, berkreasi, mengenal lebih banyak hal, dan tempat dimana dia bisa selalu belajar tentang kehidupan.and dia adalah gw, GITA LESTARI. Kekakuan dalam hati ini, lemah tak berdaya, sedih tapi tak bisa mengeluarkan air mata karena paksaan dari situasi. Kepergian ini tidak bisa dikawali oleh orang-orang yang gw sebut sahabat, waktu gw terasa mati kaku.  Ingin rasanya mengucapkan kata selamat tinggal kepada mereka yang selalu menemani gw dan gw temani, tapi apalah daya. Waktu kepergian gw bertepatan dengan hari sekolah. Membantu ibu dan kakek mengemas barang kedalam mobil yang akan membawanya pergi. Gw Menoleh perlahan kerumah disebelah rumah gw, rumah santi sahabat gw. Terbayang hari-hari yang telah gw lakukan bersama sahabat-sahabat gw disana , hari-hari yang sebenarnya begitu tak ingin menjadi hilang dari gw. Kaki gw bergerak membawa tubuh ini pada sebuah batu bata kecil didepan pagar rumah santi, gw ambil batu bata kecil tersebut. Pikiran ini menggerakkan tangan gw untuk  menulis sebuah nomor telpon didinding pagar *sedih... menyudut diruangan sambil merangkul kaki*. Tertera terang nomor telepon rumah tante yang akan ditujukan. Selang waktu berganti, tiba waktunya gw untuk pergi. Dari dalam mobil gw melihat ibu berpamitan dengan mama santi dan beberapa ibu-ibu lainnya. Dalam hati gw berkata, ibu gw bisa menangis lalu kenapa gw tidak. Mana sahabat-sahabatku, ingin ku memeluk mereka  dan menatap mereka untuk yang terakhir kalinya. Sekali lagi, perasaan sedih ini tak mampu terungkap. *buset, gw jadi sedih dan galau lagih*

     Sesampainya dikapal, diri ini mencoba menenangkan diri. Memandangi lautan yang luas dari jendela kecil kapal. Perlahan gw mulai merasakan kapal itu semakin menjauh membawa gw pergi menjauh. gw coba melakukan banyak hal, sampai tiba waktu dimana diri ini ngin sekali membaca surat-surat pemberian sobat tersayang. Gw baca satu persatu, dalam surat menyataka perpisahan. Sebuah perpisahan yang gak pernah gw duga. Gimana tidak, Gw kenal mereka dari gw dan mereka masih pada dalam orok. Kami lahir silih berganti ditahun yang sama, tapi ada juga yang setahun dibawah kami.  Hari berganti hari, akhirnya gw sampai dikota tujuan. Dalam pelabuhan, ayah, om dan tante gw menanti kedatangan kami. Beberapa hari berlalu, takbisa gw lupakan dan tak bisa gw tinggalkan rasa rinduku terhadap mereka yang gw tinggalkan. Selama ini gw bermain, berbagi, berantem, berselisih, belajar, berjalan bersama bareng mereka. Kini gw cuman sendiri, cumin  bisa bertandang dalam sebuah rumah. Tanpa lingkungan yang bisa mengalahkan lingkungan qw dulu. Karena tak bisa membendung rasa rindu, gw jadi sering curi-curi telpon untuk nelpon ke santi atau dian. Sampai bayaran telpon gw tinggi yang akhirnya gw dimarahin sama ibu gw. Sesekali mereka juga nelpon gw dengan nyuri-nyuri telpon rumah *memegang sepanduk bertuliskan "jangan hukum kami, jangan penjarakan kami"*.

     Akhirnya gw dapetin sekolah baru, rasanya berat dan canggung. Mendadag gw jadi kaku dan sulit beradaptasi. Rasa untuk berbicara jadi berat, hanya berdiam diri dibangku yang gw duduki dan menjawab pertanyaan teman-teman gw tentang asal dan nama gw *berlaga polos*. Berlalu-berlalu dan berlalu, tetap saja masih dengan rasa yang sama. 4-5 tahun berlalu rasanya masih saja sama, rindu yang besar dengan mereka. Tapi ditahun 2006 atau tepatnya liburan semester smp untuk naik ke kelas 3 gw sempat berlibur ke Bandung. Dan disitu gw mendapat kesempatan bertemu dengan santi. Dia sudah berubah, dari yang gw tau dia masuk salah satu smp pesantren di Bogor.  Sekarang dia berjilbab, semakin tinggi tapi tetap kurus dan putih, dia juga pandai bahasa arab*anak pesantren gitu lho*. Saat ketemuan, gw berasa canggung tapi bahagia luar biasa. Tapi tetep ajah, rasa canggung meracuni , membuat gw tak mampu melakukan hal-hal yang ingin gw lakukan saat bersamanya. Diri ini bagaikan mati rasa atau bisa dibilang menjadi merasa asing dengannya. Kami sempatkan jalan-jalan bersama, bercerita banyak hal, saling mengenal kembali. Singkat, tapi sungguh nikmat.

     Pernah juga,  Salah seorang teman dekat gw datang berkunjung ke kota kelahiran orang tuanya dan karena dia harus melalui kota ini sebelum dia kekota yang dituju, kamipun bertemu.  Saya dan ibu menjemputnya. Kami bernjak menuju rumah ku. Saat itu tepat seminggu setelah hari kelahiran gw. Diatas sebuah beca kami berbincang hebat melepas rasa rindu. Lalu sebuah kalimat tak terduga muncul dari mulut rahma, katanya “oh ia… maaf yah git. Happy birthday yah”. Gw cuman bisa bengong sambil terseyum. Dalam pikiran gw berkata hebat “wow…. Dia mengingatnya”. Gw ma rahma juga pernah bertemu lagi sewaktu kami masih duduk dibangku SMA, kalo gak salah kelas 1 SMA.  Tapi kali ini rasanya berbeda, mungkin karena sudah terlalu lama tak bertemu dan sudah semakin dewasanya kami. Kami benar-benar merasa canggung. Bercerita dengan kecanggungan dan berfoto dengan kecanggungan. *malu-malu tapi mau gw*

     Surat-surat dari santi, nisa, rahma, dan beberapa teman masih gw simpan rapih dalam sebuah kotak. Tetapi suatu hari disaat ibu dan ayah gw berbenah barang-barang tak diperlukan, mereka membuang surat-surat itu. Dan beberapa barang kenang-kenangan gw. Kata mereka kalo disimpen terus nanti ingat terus, tapi nyatanya setelah dibuah tetap saja ingat. Gw sempet ngambek sehari karena surat-surat gw dibuang *langsung suram tiba-tiba, berasa menjauh dan berada ditempat yang gelap*. Tapi kenang-kenangan santi masih ada sampe sekarang *terpajang tangguh dimeja belajar gw lho san*. Semakin berjalannya waktu, gw mengikuti kehebatan zaman *gw khan gak mw kalah ma anak gehol*. Gw ikut main jejaring social, dan akhirnya gw menemukan mereka satu persatu. Kami pun menjadi dekat kembali, mereka kini sudah berubah drastis. Tapi yang paling gw sedihin,mereka sudah tidak bermain bersama lagi stelah kepergian gw. Mau gimana lagi antara santi dian dengan rahma ma nisa cuman gw penghubungnya. Tapi setidanya mereka tetep saling sapamenyapa. Yang paling menghebohkan gw, sobat cowok gw si risky atau yang sering gw sebut abang  yang dulunya suka bikin gw atau santi ma dian nangis, cowok yang kasar dan keras kepala kini berubah menjadi sosok yang romantis, kalem, dan baik banget. Dia jadi lemah gemulai terhadap perempuan dan halus serta penyayang. Gw sempat terpaku dengannya, tapi sobat gw yang satu ini adalah sesosok pria yang dikagumi banyak wanita dan punya banyak pacar. Ini menjadi Suatu hal yang benar-benar tak disangka *jangan GEER lu bang*. Beberapanya juga begitu, si eka yang dulu sering dibilangin anak cacingan karena kurusnya yang terlalu, sekarang dia sudah menjadi anak gaul. Punya band dan studio music yang bisa disewa. Si aga yang dulu keriting terus pendek, nakal, dan suka bikin keributan (khususnya ma gw) sekarang berubah jadi anak yang super duper di fans_in sama cewek-cewek. Dia mendadag ganteng, gaul, dan staylis, kalem dan jual mahal. Si firman, rani, sinta, teta ma aa (rifi) masih ajah sama dengan yang dulu. Tapi mereka kini semakin dewasa dan mampu berpikir lebih. Si firman ma si aa juga udah gak cengeng dan melepaskan mereka dari jabatan anak bawang. Si aa juga menjadi sesosok lelaki gantengnya ciceri sekarang. Si dian, nisa, sama the mesa sudah berubah menjadi sesosok wanita yang cantik dan pintar. Punya banyak pacar dan staylis, tapi nisa cuman punya satu pacar.

     Dan gw.. gw sendiri gak tau apa yang berubah dari gw sekarang apa. Hanya ukuran tinggi dan berat badan yang tampak berubah. Ade gw juga demikian, tapi dia kini sudah gak bencong. Ade gw dulu dibilangin bencong  karena kecengengannya, kemanjaannya, dan selalu dikalah berantem sama si sinta adenya santi *sttttt, ini rahasia perusahaan lho. jangan diumbarkan.*. 9 tahun 5 bulan 152 hari  masih saja terasa sama. Gw masih merindukan mereka, ingin kemballi ke mereka, ingin bersama mereka. Mungkin ini sebuah pengaruh 9 tahun 5 bulan 152 hari gw tinggal dimakassar ini. Tidak ada satupun hal istimewa yang bisa mengalahkan keistimewaannya kota serang. Gak ada yang bisa lebih menarik perhatian gw dari perhatian gw di kota serang. Hanya berdiam diri dirumah, keluar apa bila pergi sekolah, kuliah, kewarung tau bahkan kerumah nenek. Bahkan tetangga gw ajah cumin sedikit yang mengenal ku. Bagaikan sebuah tubuh yang berada di selatan dan nyawa berada di utara. Yah itulah gw. Meski gw punya beberapa sobat disini, tapi rasa rindu gw pada mereka lebih meracuni. And now I just hope can visit and meet they dengan cepat.
I MISS YOU MY BEST FRIENDS and MY TOWN, DON’T FORGET ME…………. ^^_

Rabu, 14 Maret 2012

Saran dan Ceramahan


     Cewek itu adalah perempuan dan perempuan itu adalah makhluk allah yang sejenis dengan Hawa (Lagi, hawa istri Nabi Adam) itu berarti juga bahwa perempuan adalah tulang rusuk laki-laki yang hilang. Dizaman yang baru tapi semakin tua ini para kaum adam itu suka sama yang namanya cewek seksi dan cantik. Padahal gw ajah sebagai cewek kadang males banget nerima cewek-cewek seksi. Mereka itu suka pake baju yang transparan, bertali satu, dan yang mii-mini (baju, rok, celana, dsb), kalo udah ngeliad gituan, yang ada dipikiran gw cuman berkata *woyyy… telanjang ajah loe sekalian, dari pade setengah-setengah gitu*. Makanya gw ajah nie sebagai cewek males banget temenan dekat sama cewek – cewek yang bergaya, cantik, lebay. Karenan mereka itu cuman morotin uang. Dikit-dikit ke mal, ntar ke mal, ke mal lagih, pergi jalan-jalan lagih (pokoknya ngabisin uang, gw khan bukan anak yang kelebihan uang jajan). Makanya temen-temen gw tuh orangnya orang-orang biasa. Yang staylisnya santai, rapih dan tertutup. Mereka juga jarang pergi-pergi, palingngan kita hang out dirumah salah satu dari kami nonton kaset dan masak sendiri untuk makan (murah meriah cuy). Berdasarkan pengamatan gw ieh yah, cewek cantik itu adalah pallacci (palacci itu bahasa Makassar, bahasa indonesianya adalah perebut cowok orang). Gw punya beberapa teman yang seperti itu. Mereka cantik, berduit, staylis tapi ternyata mereka itu suka ngerebut cowok temannya trus mereka juga playgirl.
     
     Gw pernah jadi playgirl sekali waktu duduk di bangku SMA. Gw tau mereka itu satu sekolah (senior gw), tapi gw gak tau kalo mereka temen dekat dan satu kelas. Tau-tau suatu hari, waktu pulang sekolah. Gw baru mau keluar kelas. Tapi ternyata gw liad tuh kakak berdua sedang berbincang ditaman sekolah tepat didepan kelas gw. Gw curiga mereka mebicarakan tentang gw. Ternyata emang beneran gw. Gw cuman bias sembunyi disudut-sudut belakang kelas. Terus mereka masuk dan ceramahin gw. Gw cuman minta maaf. gw baru ajah jadi playgirl, masih awam langsung ketahuan. Dari situ gw mengambil hikmah, kalo ternyata gw gak bakat jadi playgirl, gw emang lebih cocok diposisi yang lama yaitu posisi orang setia. Bukan setia tiap tikungan ada laho, tapi setia yang setia (pokoknya gitu lha). Tapi jadi seseorang yang setia ajah tetep juga ketiban patah hati. Gubrak, jadi harus gimana ini??!!!. Kasus percintaan gw selalu saja gagal. Semenjak putus yang terakhir ini, gw jadi malas banget yang namanya pacaran, gw mah pengennya selesai kuliah, kerja terus dilamar. Ogah pacar-pacaran lagi. Kadang gw sempat tergoda hawa napsu males sendiri, tapi gw harus tetep pada pendirian. Kadang gw suka jatuh hati pada seseorang, tapi kebanyakan hanya bertepuk sebelah tangan (hadoh, gw emang kurang beruntung). Gw juga sempat di dekati oleh beberapa teman bahkan mereka sempat menyet, tapi dengan kata maaf besar gw harus nolak mereka (hehehe, sok jual mahal cuy). Bahkan seorang teman lama yang pernah gw suka namun hanyalah cinta dalam hati dipihak gw and dia, dia sempat menyet alias menyatakan cintanya. Tapi dalam hati gw sedang tertutup rapat, dan belum bias dibuka karena belum menemukan kunci yang pas. Sambil berkata, “kenapa terlambat datangnya” dan lagi gw hanya bias minta maaf besar atas tolakan yang gw lemparkan kepadanya. Cowok terakhir yang mutusin gw tuh bener-bener bikin gw jadi seorang pemilih, dan seorang yang menutup rapat hatinya sampai tiba masanya.

     Jadi Jangan terkecoh dari sampulnya deh, makanya jangan melihat seseorang dari sampulnya. Cantik, ganteng, manis, jelek, kaya, miskin, rapih, urakan, putih, hitam, baik, berjilbab, dsb. Sampul hanyalah sampul, saat sampul itu mulai terbuka maka isinya akan terlihat. Sampul itu adalah penipu yang handal. Conthnya: gw punya seoaramg teman yang cantik dan berjilbab, dia juga mengerti agama. Tapi gw pernah dapatin dia berfoto saling merangkul dan berpelukan dengan seorang sahabat laki-lakinya. gw juga punya seorang teman yang bias dibilang ustadz-ustadz (karena ida paling kayak ustadz gayanya, dia juga rajin salat disekolah, pntar ceramah juga), tapi ternyata dia suka mukulin pacarnya. Sampul yang tlah terduga, terkadang isinya tak terduga lho, alias berbanding terbalik sama sampulnya. Jadi kalo mw cari pacar atau pendamping hidup yang sehidup semati itu harus yang benar-benar sampul dan isinya tidak berbeda jauh. Kalo mau mencari tuh yang beragama/ mengerti agama. Jadi kalo kita salah bisa dilurusin. Carilah yang cantik dan gagah luar dalam. Jangan juga menitik beratkan pada kelemahan seseorang. Sebab disamping adanya kelemahan itu selalu ada kelebihan. Tidak ada manusia yang sempurna, jadi jangan mencari yang sempurnya sebab kamu pun tak sempurna.

Me Vs Brother



      Zaman dahulu kala gw ma ade gw tuh suka banget yang namanya berantem bagai tom & jerry. Nha waktu zaman dahulu kala itu ade gw bisa dibilang kejiwaannya tuh rada unik. Tau kenapa, sebab dia itu lembek banget disertai cengengnya tiada terkalahkan dan selalu kalah kalo berantem ama sinta. Sinta itu temen ade gw di kota Serang (Banten), kakanya juga sobat gw dari orok. Kita ma mereka itu tetengga deket banget and ayah kita sama-sama pejuang PT*teeeettt* (sorry sensor, perusahaan besar nie cuy) pokoknya kantor tempat ayah kita bekerja itu tempat pengurusan pensiunan. Nha si sinta itu adalah makhluk allah yang cantik dan berjenis sama dengan Hawa (Hawa istri Nabi Adam) sementara ade makhluk allah berjenis . Nha pada suatu hari yang cerah disore hari, ibu gw nurunin baju yang sudah kering dari cucian. Dari salah satu tumpukan baju terdapat satu baju yang asing dikeluarga gw. And *tarang*…..  itu adalah baju sinta yang ketinggalan kemaren karena dia sempat mandi-mandi dikolam kecil bareng si yassin (ade gw namanya yassin cuy). Saat itu gw mw keluar bermain dikomplek, sebab jam-jam segitunya gw yang pada saat seumur itu sudahy waktunya bermain. Tiba-tiba ade gw mw ikut keluar and (gw shock berat) karena dia mau keluar maen pake baju si sinta. Baju terusan bertali saju berwarna hijau kekuning-kuningan. Karena dia ngamuk, akhirnya ibu gw terpaksa makeein dia tuh baju, and nyuruh gw ngebawa yassin ikutan maen. Di sepanjang perjalanann gw ceramahin dia dan berjalan dengan jarak yang cukup dengannya (takut malu cuy). Baru sekitar 2o langkah alias baru sampe di pos ronda samping lorong rumah, dia udah diketawaain sambil diejekin sama ibu-ibu yang lagi pada nongkrong. 5 menit pertama dia bertahan, tapi lewat dari 5 menit pertama dia kalah. Akhirnya tuh bocah minta pulang buat ganti baju. Gw mah terbujur kaku dan kagum doang sewaktu para ibu-ibu itu beraksi hebat mengalahkan ade gw. Hahahhahahha….. (terbahak hebat)

     Semakin beranjak dewasa gw ma ade gw akhirnya semakin akir bahkan semakin besar kita udah jarang berantem dan saling meminjamka uang bila ada yang membutuhkan, saling meneraktir jika ada yang kelaparan, dan yang terpenting adalah kita sudah berbagi tugas rumah pemberian big bos kami (big bos = ibu). Sekarang ade gw mah udah remaja, sementara gw sendiri dengan berat hari beranjak 20thn. Ade gw bukan anak kecil lagi, dia tumbuh menjadi sessosok laki-laki dengan perubahan suara yang ngebass and berisik, dan sekarang sudah tumbuh jerawat dan bulu keteknya, hahahhaha. Tapi kelakuan ade gw itu masih selalu kalah sama gw. Tiap ibu gw cerita sama teman-temannya, sama tante-tante, om-om, nenek-nenek, dan kakek-kakek gw pasti selalu gw yang baik, and yang kurang bagusnya selalu ada sama ade gw.

Antara gw and ade gw:
11. Gw tuh kuat kerja, sementara ade gw cuman tau makan.
22. Ade gw tuh seleranya suka tinggi, gw mah apa ajah kata orang tua diterima dan gak pernah nuntut yang selera tinggi.
33. Gw lebih ahli dalam perhitungan dari ade gw.
44. Gw tuh kalem, ade gw mah cerewet. Apa lagi kalo ada keinginannya gak dituruti, beuh ngomel mulu gak ketulungan.
55. Gw tuh orangnya berani (berani tidur sendiri dan tinggal sendiri dirumah), ade gw mah penakutnya gak ketulungan (bikin susah orang, terutama gw).
66. Gw bias perbaiki alat elektronik kecil, ade gw sebagai lelaki gak tau menau hal seperti itu.
77. Gw mah kalo nabung uangnya pasti buat neraktir ade gw,ayah,dan ibu. Tapi ade gw mak nabung tuh buat dirinya sendiri dan kadang dia simpan buat neraktir teman-temannya.
88. Dalam hal keuangan, gw tuh bias dibilang gak pelit. Kalo ade gw mah, beuh… pelit tiada duanya.
99. Ade gw mah anaknya manja banget, kalo gw mah biasa ajah.

     Tapi dia tuh selalu dapet sekolah yang bagus, sementara gw cuman 1x sekolah disekolah bagus. Gw ma ade gw juga sama-sama jago masak (masak asal-asalan tapi enak). Gw ma dia itu bisa ngaji, tapi ade gw lebih hebat. Gw ma ade gw tuh sama-sama penurut apa kata orang tua (kita gak mau jadi anak dorhaka). Sama-sama menyukai beberapa serial televisi dan beberapa musik.

Percakapan ibu gw selalu ajah :
11. Ich, kalo kakaknya itu kalem, apa ajah terima. Kalo adenya hededeh.. cerewet sekali, apa lagi kalo ada kemauannya terus tidak dituruti.(dengan logat makassarnya)
22. Kalo kakanya itu sembarang dia makan, kalo ini yang adenya suka pilih-pilih makanan.
33. Kalo kakanya kuat kerja, pintar membersihkan rumah. Adenya kha taunya makan saja, itu mien nha buntala (logat Makassar lagi. Buntala itu bahasa Makassar, bahasa indonesianya tuh gendut).
44. Kakaknya itu bias kerja sembarang, biasa dia perbaiki lampu, kerja yang berat-berat, pintar juga memperbaiki alat elektronik (sttttt, gw cumin bias yang mudah-mudah. Gw pernah baikin headset ma stik PS2 doang). Kalo adenya tidak ada dia tau.
55. Kakanya itu berani sekali, tidur sendiri sama tinggal dirumah sendiri. Kalo adenya mah huh boro-boro… dia mah penakut tiada duanya.

Hahahhaha, gw emang baik hati dan tidak sombong, rajin menabung, dan tidak makan sabun…

Sabtu, 03 Maret 2012

Bukan Ayu Ting-Ting, Tapi Alifya N.F.H

     Hari ini 3 maret 2012, kurang lebih pukul 15.00 gw samapai di kampus UNM parantambung. gw kesana mw nyari kosan sobat SMA gw yang dah lama gw rindukan. gw kesana gak sendirian, gw ditemenin seorang sahabat lain yang juga rindu sama sobat gw yang ngekost ini. Nhisa Abrita sari, itulah sobat gw yang berjenis kelamin perempuan yang gw gonceng selama perjalan mencari alamat kost sobat kami. nha Alifya N.F.H inilah sobat gw yang ngekost, sesorang wanita cantik dengan postur tubuh yang subur tapi rada kurang tinggi, dan yang luar biasa dari sosoknya itu adalah kepintaran dan kecantikannya. anak ke-3 ibu Fony (ibunya alifya) ini memang banyak diminati kaum adam karena kecantikannya, alifya ini akrab kita panggil dengan nanu. kita panggil dia nanu karena ibunya memanggilnya demikian, jadi kita ngikutan biar rame. nha sepanjang perjalan gw ma nisa ini bingung, gak tau jalan kesana lewat mana, karena baru pertama kalinya. pemberhentian pertama kami di depan bengkel dan kami pun bertanya pada seorang anak SMA dan tukang bengkelnya, 
gw: nis lu tanya gih sana....
nisa: apa yang ditanya git....(akhirnya nisa bertanya), dek dimana itu parantambung???
anak SMA: ie'....(dengan muka lugu dan bingung) parantambung?????? , mukanya penuh tanya sembari  mencolek tukang bengkel yang lagi nambal ban.
tukang bengkel: (menoleh kebelakang bagai model iklan rambut yang habis keramas), parantambung??
gw: waduh ini kayaknya ada yang gak beres (dalam hati berkata, kayaknya pada gak tau nie). kampus UNM disini dimana ya??, gw nyela dengan cepat.
anak SMA: oh, kampus UNM.... terus-terus ki' saja samapi ujung nanti belok kiri, langsung dapat ki UNM. (dengan logat makassarnya)
gw: oh ie', makasih dek'. dengan penuh sopan. 
and gw pun meninggalkan bengkel kecil itu sambil berkata: nis, kamu tuh yah, nanya yang bener sich, parantambung ??? khan yang kita cari UNM.
nisa: khan UNMnya di jalan parantambung.
gw: kyaknya juga tuh bocah gak tau nama jalan. harusnya nanyanya dimana UNM, biar lebih gampang dicerna.
nisa: diam mengalah.

     Nha sepanjang perjalanan kami menanti tiba dikampus, sesampainya disana kami pun bingung. gw bilang ke si nisa.
gw: nis, sekarang kita kemana??
nisa: terus-terus saja gita. katanya nanu waktu itu kosnya di ujung kampus.
trus kita muter-muterin kampus gak tau harus berhenti dimana. kita coba telpon si nanu tapi telpon gak diangkat, sms gak dibalas. gw coba hubingin 2 orang temenya yang satu kampus dengannya dan hasilnya sama "NIHIL". kemudian kita tanya seorang gadis yang berlari tentang kos yang ada didalam kampus, ternyata gadis itu bukan anak kampus UNM alias dia cuman numpang lari-lari sore. nha kita tanya satpamnya katanya gak ada kosan dikapus. coba cari ke lorong depan kampus. dia juga nanya nama pondoknya apa, tapi apa boleh daya kalo gw ma si nisa ternyata tidak mengetahui hal tersebut. akhirnya kita ambil resiko ke lorong tersebut, ternyata..... BUSYET...!! banyak juga pondokan disini, karena gw ma nisa gengsi dan malu bertanya kita cuman muter-muter doang disekitar  situ. pas beranikan diri bertanya. lagi-lagi salah orang, ternyata orang itu gak ngekos disitu yang ngekos tuh temennya. ya udah gw cabut. nha gw ma nisa berinisiatip kembali kekampusnya si nanu. trus kita lewat fakultas tekni untuk nanya barangkali ada yang tau dimana kosnya nanu, tapi apa boleh buat gengsi dan malu meracuni kembali. kita muter-muterin kampus berdua. ada dinding yang berlubang yang tembus kejalan sebelah, gw ma nisa dah berpikir kemungkinan disekitar situ, tapi gw tetep jalan karena jalan itu gak bisa dilalui motor. sampai tiba diujung kampus gw  ketemu seekor dog, dari kejauhan tuh dog dah natap-natap gw ma nisa (bagaikan seorang cowok yang naksir ma cewek), semakin lama si dog semakin mendekati gw nisa dan motor gw, untuk tetap aman gw mengendarai motor dengan pelan tapi tuh dog makin deket terus ngejar gw ma nisa dan tuh dog makin cepet dan terus menggonggong sambil ngejar gw ma nisa si dog juga napsu banget ma nisa. karena takut, gw kencengin jalannya motor gw. gw kira tuh dog kaga ngejar, ternyata dibelakang si nisa menjerit sambil ngangkat kakinya tinggi-tinggi dan meluk gw erat. gw kaget dan langsung balap bagai rossi dalam arena. akhirnya tuh dog kalah cepat dia pun mengaku kalah, dogi itu berhenti dan meninggalkan kita. parahnya sepanjang histerisnya nisa selama dikejar dan hampir dimakan sama si dog, ada sekumpulan dosen dan mahasiswa pria-pria yang menonton dan meneriaki kita heboh, yang mana teriakan itu adalah teriakan mengejek dan tak membantu sma sekali (DASAR KALIAN...!!!). dalam hati gw berkata: dasar dog gila, lu pikir kita maling pa dikejar seperti itu. lu gak tau apa gw pusing mencari alamat ayu ting-ting eitz maksud gw alamat nanu. setibanya ditikungan, kita nanya 2 orang pria tentang kebradaan kos nanu. tp dmereka sama seperti satpam tadi, untuk menyarankan ke lorong yang depan kampus. kami pun kembali kesan (kita terus berusaha sebab kami merasa sia-sia kalu langsung pulang sementara kos nanu ada disekitar kita yang gak kita ketahui.) samapi di lorong kami beraniin diri bertanya, gw tanyain satu-satu pondokan tentang nanu, tapi gak ada yang kenal. kami terus mencoba hubungi nanu dan seorang temannya tapi ribuan kali kami mencoba hasilnya tetap "NIHIL".

      Akhirnya gw balik dah keluar dari tuh lorong, sepanjang perjalanan keluar kita kehujanan dan saat itu gw ma nisa juga sudah mulai putus asa. karena hujan semakin deras gw pun berteduh, and tarang........ kami mencoba kembali mencari alamat palsu eitz... maksudnya alamat kos nanu, tapi karenan sudah takut kembali ke kampus karena tragedi dikejar dog, kami berinisiatip untuk pulang dan mengalah saja. sepanjang perjalan pulang kami sms nanu tentang keadaan kami dan yang bikin keselnya lagi ternyata tak jauh kemudian hujan berhenti atau lebih tepatnya dibilang diposisi itu hujan tidak turun padahal gw ma nisa dah pake mantel dan sedikit kebasahan. akhirnya kita berhenti membuka jas hujan dan melanjutkan jalan pulang, tapi kita singgah dulu makan karena perut sudah lama keroncongan. gw bawa si nisa ketempat makan yang murah dan meriah, tempat diamana gw ma ponakan, sepupu, dan ade gw bahakan ibu ayah dan tente gw makan. tempatnya kecil tapi makanannya memuaskan dan terjangkau, kami pun berdua makan pangsit bakso. setelah selesai kami melanjutkan perjalanan pulang. gw ma nisa tiba dirumah hampir isa karena sebelumnya gw ma nisa sempat mampir lagi dirumah Yani Shara untuk melakukan sebuah proyek luar biasa. Yani Shara itu sobat gw juga dari SMA, kami semua bagaikan anak genk yang personilnya 7 orang. kami gak kalah hebat dari 7icon. selang sejam kemudian setiba gw dirumah, hp gw berdering dan ternyata eh ternyata yang nelpon tuh nanu, gw angkat gw bilang salam, nanu menjawab salam gw dan dia menceritakan kejadiannya bahwa dia tidak membawa hp-nya, sementara dirinya sedang dirumah temannya mengerjakan tugas kuliah dan baru tiba pada saat kurang lebih 5 menit sebelum menelpon gw. gw pun luluh, gw juga ceritain kejaian gw ma nisa sepanjang perjalanan dan nanu pun merasa bersalah yang kemudian diakhiri dengan permintaan maaf. gw anak yang baik hati dan tidak sombong bisa memahami nanu, dan gw ma nisa emang gak marah sich sama nanu karena kami juga sedikit slah (berani jalan tanpa alamat yang pasti dan jelas). akhirnya perbincangan gw ma nanu pun berakhir damai. akhir perjalanan kami juga berakhir mulus semulusnya kulit bayi.....